Subscribe Us

 

Shalat istisqa

ABU AULIA - Shalat istisqa adalah shalat yang dilakukan sebagai permohonan kepada Allah untuk meminta hujan.

Shalat ini biasanya dilakukan bila terjadi kemarau yang panjang atau karena dibutuhkannya hujan untuk keperluan tertentu.

Shalat istisqa' ini dilakukan secara berjama'ah dipimpin oleh seorang imam.

Cara melaksanakannya ada tiga cara, yaitu:

  1. Berdoa saja di mana pun dan kapan pun, dengan suara nyaring atau pelan.
  2. Menambah doa istisqa (mohon turunnya hujan) pada khutbah Jumat.
  3. Dengan shalat dua rakaat yang disertai dengan dua khutbah.

A. Niatnya: 

  Ushallii sunnatal-istisqaa’I rak’ataini (imaaman/ma’muuman) lillaahi ta’aalaa. Allahu Akbar. Artinya: “Aku niat shalat sunah istisqa’ dua rakaat (jadi imam/makmum) karena Allah Ta’ala. Allahu akbar.” Cara melaksanakannya: Tiga hari sebelum shalat istisqa’, imam atau ulama memerintahkan kaumnya untuk berpuasa selama tiga hari, dan menganjurkan untuk beramal shaleh, seperti sedekah, tobat dari segala dosa, beradamai dengan musuh, dan melepaskan diri dari kezaliman. Pada hari keempat, semua penduduk disuruh keluar rumah. Bahkan, binatang ternak pun dikeluarkan ke tanah lapang ketika shalat istisqa. Waktu keluar rumah menuju tanah lapang, sebaiknya memakai pakaian sederhana dan tidak memakai wewangian, tidak berhias. Selama itu, dianjurkan untuk memperbanyak istighfar. Setelah salam, khatib membaca dua khutbah dan pada khutbah pertama dimulai dengan membaca istighfar 9 kali pada khutbah yang kedua dimulai dengan membaca istighfar 7 kali.

B. Pelaksanaan Khutbah Istisqa

  1. Khatib disunahkan memakai selendang
  2. Khutbahya berisi anjuran unutk beristigfar dan merendahkan diri kepada Allah, serta yakin bahwa Allah akan mengabulkan tutunnya hujan
  3. Ketika berdoa mengagkat kedua belah tangan
  4. Pada khutbah kedua, di kala berdoa hendaknya khatib berpaling kea rah kiblat, membelakangi makmum.
  5. Ketika berpaling ke arah kiblat, khatib hendaknya mengubah selendangnya dari kanan ke kiri, dan yang di atas ke bawah.

C. Istigfar dan doa istiqa 

  Astaghfirullaahal azhim alladzi laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyumu wa atuubu ilaihi. Artinya: “Aku memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung, tiada Tuhan selain Allah. Dia yag hidup dan yang tegak dan akau bertaubat kepadanya.” Doa istiqa Doa yang sering dibaca dalam khutbah maupun di luar khutbah: Allahummasqinal ghaitsa wa laa taj’alnaa minal qaanithiin. Artinya: “Ya Allah, tumpahkanlah hujan kepada kami dan janganlah Engkau jadika kami termasuk orang-orang yang berputus asa.”

Allahumma ‘alath-thiraabi wal aakaami wa manaabitisy syajari wa buthuunii audiyah. Allahumma hawaalainaa wa laa ‘alaina. Artinya: “Ya Allah, curahkanlah hujan itu di atas tumpukan-tumpukan tanah dan bukit-bukit, tempat pepohonan tanaman dan tumuh-tumbuhan, dan di lembah-lembah. Ya Allah, curahkanlah di sekeliling kami dan jangan di atas kami.”

Allahummaj’alhaa suqyaa rahmatin wa laa taj’alhaa suqyaa adzabin wa laa muhqin wa laa balaa’in wa laa hadamin wa laa gharaqin. Artinya: "Ya Allah, jadikanlah hujan ini sebagai siraman rahmat, dan janganlah Tuhan jadikan hujan ini sebagai siraman siksa, dan janganlah Tuhan menjadikan hujan ini suatu siraman yang memusnahkan harta, benda dan mara bahaya dan janganlah siraman yang menghancurkan dan menenggelamkan.”

Allahummasqinaa ghaitsan mughiitsan hanii’an marii’an marii’an sahhan ‘amman ghadaqan thabaqan mujallalan daa’iman ilaa yaumid diin. Allahummasqinal ghaitsa wa laa taj’alnaa minal qaanithiin. Artinya: “Ya Allah, siramilah kami dengan hujan yang menyelamatkan, menikmatkan, menyenangkan, menyuburkan, mengalirkan ke segenap penjuru, banyak air dan kebaikannya, memenuhi sungai-sungai dan selalu mengalir rata hingga sampai hari kiamat. Ya Allah, tumpahkanlah hujan kepada kami, dan janganlah Tuhan jadikan kami orang-orang yang berputus asa.”

Allahumma bil ibadi wal bilaadi minal juhdi wal juu’I wadh dhanki wa laa nasykuu illa liaika. Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya hamba Allah dan negeri tengah ditimpa kemelaratan dan kelaparan dan kesempitan hidup dan kami tidak dapat mengadu kecuali kepada-Mu.”

Allahumma anbitiz zar’a wa adirra lanadh dhar’a wa anzil ‘alainaa min barakaatis samaa’I wa anbit min barakaatil ardhi waksyid ‘annaa minal balaa’I maa laa yaksifuhu ghairuka. Artinya: “Ya Allah, tumbuhkanlah tetanaman ini untuk kami dan perbanyaklah air-air susu binatang untuk kami, tumpahkanlah barakah dari atas untuk kami, tumbuhkanlah isi bumi ii untuk kami, dan hindarkanlah kami dari mara bahaya sesuatu becana alam yang tak akan kami sanggup hidari, kecuali Engakau ya Allah.”

Allahumma inna nastagfiruka innaka kuta ghaffaaran fa arsilis samaa’a alaina midraaraa. Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya kami memohon ampunan-Mu. Sungguh Tuhan Maha Pengampun. Tumpahkanlah hujan itu dari langit untuk kami dengan sederas-derasnya.”